Matius 4:18-22; Matius 28:18-20
Lembaga survei Bilangan Research Center melakukan survei kepada 4.095 pemuda Kristen. Hasilnya memprihatinkan, 1 dari 5 pemuda berpotensi pindah gereja. Apa alasan mereka? 1. Banyak kegiatan menarik di luar gereja, kepemimpinan gereja buruk, dan banyak kepura-puraan dalam gereja. Terlebih lagi, survei dari lembaga yang sama pula menunjukkan bahwa orang tua saat ini tidak peduli terhadap pertumbuhan rohani anak. Dimana terjadi penurunan persentase peran orang tua dalam perkembangan iman anaknya dari 88,9% pada usia kurang dari 4 tahun, menjadi hanya sekitar 53,7% ketika anak berusia 19-25 tahun. Jika gereja dan orang tua tidak peduli terhadap keimanan anak, maka dapat dipastikan potensi pindah gereja, pindah agama, bahkan tidak beragama pun semakin tahun semakin naik. Inikah mau kita?
Tentu saja tidak. Selain itu bukan mau kita, Firman Tuhan pun tidak pernah mengamatkan kepada kita untuk membiarkan hal itu terjadi. Perlu kita sadari bersama, bahwa semakin gereja menutup diri dari persoalan terkini, semakin gereja membuka peluang untuk kehilangan jemaatnya. Lalu mengapa hal ini penting bagi gereja? Karena tugas gereja adalah melaksanakan Amanat Agung (Mat 28:18-20). Gereja harus mengarahkan setiap pelayanannya kepada bagaimana Amanat Agung diwujudkan. Gereja yang lupa akan tugas ini, gereja tidak hanya melakukan kesalahan besar, tetapi ketidaktaatan fatal.
Apa yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan Amanat Agung dari Tuhan?
1. Bergerak Pergi.
Kita diminta untuk mengikut Tuhan kemanapun Ia pergi. Berbeda dengan orang Yahudi mencari yang hanya duduk diam, dan kemudian orang datang. Yesus berjalan. Yesus secara aktif berpartisipasi untuk bergerak pergi ke tujuan yang akan Ia tuju. Begitu pula dengan kita, kita juga harus pergi bergerak. Ada banyak kemungkinan yang akan kita hadapi saat kita pergi, dari kenyamanan kita. Tetapi, rancangan Tuhan adalah damai sejahtera.
2. Belajar Dua Arah
Mengajar sangat penting untuk kita lakukanTidak akan ada orang yang bisa mendalami imanNya tanpa ajaran iman. Dan tidak ada pengajaran yang lebih efisien selain belajar iman dua arah. Kecenderungan kita saat ini adalah menolak untuk mengajar dan enggan untuk belajar bersama. Kita mungkin menyukai pengajaran iman lewat dari sumber-sumber di internet, tetapi kita harus sama-sama pahami pengajaran yang terbaik sampai saat ini adalah belajar iman bersama secara tatap muka.
3. Disiplin Persekutuan
Mau pergi sejauh apapun, dan sebijak apapun, kehadiran kita dalam persekutuan adalah
penting. Kita bisa menjadi teladan saat hidup kita ada dalam persekutuan. Saat kita meninggalkan persekutuan, pada saat yang sama kita membunuh semangat orang lain dalam persekutuan. Matinya suatu persekutuan biasanya muncul bukan karena kebosanan liturgi atau bahan ajarnya, tetapi karena matinya relasi akibat egoisme perseorangan. Kemudian, ketidakdisiplinan seseorang dalam persekutuan, biasanya menjadi awal kegagalan kita melaksanakan Amanat Agung.
Kita tidak bisa menghindari tugas untuk memuridkan dan dimuridkan. Persoalan generasi muda saat ini, karena tidak selesainya masalah kita di masa lalu. Oleh sebab itu, bersama-sama mari kita bergerak untuk belajar bersama dalam disiplin persekutuan. Tuhan memberkati.
Comments